Langsung ke konten utama

30 detik mengundang tanya

Sore itu aku mendapatkan kesempatan dalam suatu kegiatan diskusi yang dilakukan oleh suatu organisasi mahasiswa untuk berbicara banyak tentang pengalamanku ketika menjadi mahasiswa dihadapan para mahasiswa yang baru masuk. Sekitar 20 jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan diskusi tersebut. Sedikit pengalamanku menjadi mahasiswa aku bercerita sejauh pengetahuan tentang mahasiswa dan bagaimana peran mahasiswa sebagai sebagai agen yang haus akan pengetahuan.
Diskusi ini membicarakan tentang Mahasiswa dan aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya. Saya membicarakan itu dalam tema sejarah gerakan mahasiswa yang ikut terlibat dalam gerakan-gerakan aksi mahasiswa dengan turun ke jalan, yang dimana disetiap aksi mahasiswa sering dilakukan terkait kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap bertentangan dengan kepentingan rakyat, Aksi-aksi tersebut juga saya ceritakan terjadi dalam bentuk performing berupa orasi, pembacaan puisi, teatrikal yang dijadikan sarana komunikatif menyampaikan aspirasi.
Sekitar 20 menit aku berbicara, pembicaraan yang waktu itu aku ingat aku sementara menjelaskan apa itu mahasiswa, dan seketika itu kau masuk dalam kerumunan mahasiswa, yang membuat aku diam terhening hampir sekitar 30 detik. Entah apa yang membuat sontak terhenti, aku tidak tahu, yang jelas selama 30 detik kau mengalihkan pembicaraanku. Seolah tidak terjadi apa-apa dengan situasi forum yang hening selama 30 detik akupun melanjutkan pembicaraan yang belum terselesaikan.
Aku punya waktu 15 menit tersisa untuk melanjutkan sisa pemaparanku tentang peran mahasiswa. Entah bagiku itu bisa menarik perhatian 20 mahasiswa ditambah kamu yang baru bergabung dengan forum diskusi tentang penjelasanku, atau setidaknya merasa bosan dengan apa yang aku sampaikan. Tapi itu tidak masalah bagiku, bagiku kewajibanku untuk menyampaikan serta menjelaskan sejarah gerakan mahasiswa yang tema tersebut dibebankan kepadaku.
Aku diberikan 30 menit batas waktuku untuk berbicara dan kemudian akan dilanjutkan ke pembicara yang lain. Setelah 30 menit aku menutup pembicaraanku dan kemudian akan dilanjutkan ke pembicara yang lain. Aku izin sebentar keluar ruangan untuk menghisap satu batang rokok. Aku setidaknya membutuhkan menghabiskan sebatang rokok selama 20 menit, Aku memanfaatkan waktu 20 menit waktuku untuk merokok, sambil mencoba memikirkan waktu 30 detik yang lalu aku terdiam disela pembicaraanku, yang waktu itu kau masuk dalam kerumunan mahasiswa.
Aku setidaknya mendapatkan 2 kemungkinan yang bisa menjelaskan hal tersebut, pertama, aku mungkin berhenti berbicara hanya untuk mengingat ingat kembali apa yang nanti aku sampaikan, atau kedua, ketertarikanku ketika kau memasuki ruangan. Mungkin dua kemungkinan itu cukup bagiku untuk aku menentukan mana yang lebih tepat dari dua kondisi kemungkinan tadi, yang membuat aku terdiam hingga menghabiskan waktuku sampai 30 detik. Ah. Mungkin ada kemungkinan lain yang bisa aku temukan yang hanya dikarenakan tidak terlalu dalam perenunganku. Perenungan? Apakah perenungan yang sementara berlangsung merupakan perenungan sebagai metode yang khas filsafat atau ini belum sah dikatakan sebagai perenungan metode dari khas filsafat?. Ataukah ini hanya sebatas aktivitas berfikir sebagai teman karena duduk menyendiri dengan menghisap rokok?. Jika hanya sebatas berfikir bukankah filsafat adalah sebuah aktivitas berfikir, dan memungkinkan kita untuk berfikir karena kita adalah makhluk yang berfikir. Apakah aktivitas berfikir yang aku lakukan sudah merupakan aktivitas berfilsafat?. Mungkin bisa jadi jika aku memungkinkan berfikir secara radikal, ya sebuah yang khas filsafat yaitu berfikir mendalam dan radikal.
Pertanyaan tadi coba aku tinggalkan dlu, dan aku mememulai dengan problem 30 detikku yang sekarang mengundang tanya. Kemudian aku dengan memulai dengan problem kemungkinan pertama, aku mencoba mengingat kemungkinan pertama yang terjadi, apakah ada pengalamanku ketika berbicara didepan forum diskusi, pernahkah terhenti hingga 30 detik lamanya?. Sejauh yang pernah kuingat aku yakin tidak pernah pernah mengalaminya, kalaupun terjadi itu hanya terjadi paling lama sekita 4 sampai 6 detik, itupun aku mengisi kekosongan bicaraku sambil mengingat ingat apa yang nantinya akan disampaikan dengan menggantinya kata ‘ee’. Benar, tidak pernah itu terjadi pada pengalamanku sebelumnya, artinya kemungkinan pertama tidak tepat.
Kemungkinan kedua aku mendapatkan ketertarikan ketika kau memasuki ruangan, ketertarikan lebih khusus kepadamu yang lebih untuk menatap setiap gerakmu yang tiba-tiba masuk, bergabung dalam kerumunan sambil bersalam salaman dengan temanmu dan mencari tempat untuk kau duduk. Aku kembali mengingat akan pengalamanku dulu, apakah pernah terjadi hal demikian, mendapatkan ketertarikan yang khusus yang sama seperti hari ini. Seingatku juga belum pernah hal itu terjadi, 30 detik aku menghabiskan waktuku untuk menatap setiap gerak gerikmu saat kau masuk didalam ruangan yang telah terisi 20 mahasiswa itu merupakan pengalamanku yang pertama. Ini pastinya telah menjadi pengalamanku yang pertama, dan bila terjadi hal yang sama dikemudian hari dengan waktu yang lebih dari 30 detik lebih lama, mungkin aku akan mengingat peristiwa ini. atau jika situasinya sedikit berbeda, itu merupakan gagasan yang samar-samar dari pengalamanku hari ini. tapi pengalaman 30 detik itu masih mengundang Tanya, kenapa bisa begitu?.
Ada yang bisa menjawab.? tapi, mohon jawabannya jangan sesederhana menjawab bahwa itu ketertarikan seorang laki-laki kepada perempuan yang natural dan dianggap wajar-wajar saja, atau itu adalah Cinta. Aku mulai berfikir ulang atas dua kemungkinan jawaban tadi, ketertarikan seorang laki-laki kepada perempuan, bagaimana jika nantinya ada perempuan lain yang masuk atau mungkin seorang lelaki yang masuk, apakah akan sama berlakunya 2 kemungkinan jawaban yang kau berikan. Jangan-jangan jawaban seperti ini hanya karena malas untuk merenungi mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang lain. Tapi tunggu dulu jika Cinta, kata itu yang kau mau gambarkan mengenai perasaanku kemungkinan itu benar, karena pengaruh perasaan akan sangat kuat mempengaruhi tindakan yang kita ambil.
Jika mungkin ada orang kedua yang masuk, apakah aku mungkin akan terdiam dengan menghabiskan 30 detik waktuku lagi untuk sekedar memperhatikan dia, dengan setiap gerakannya. Jawaban mungkin bisa aku temukan jika ada orang kedua yang masuk.
Sampai jawaban itu mungkin tiba. Bentuk-bentuk pertanyaan akan mendahuluinya. Jikapun jawaban itu tiba bersiaplah keraguan menghantamnya.
Aku masuk lagi keruang diskusi, untuk melanjutkan kegiatan dengan sesi tanya jawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

November kenangan

Aku selalu menantikan hujan pada bulan November, kala hujan turun aku berlari dengan telanjang dada, dari ujung kampung ke sisi ujung lainnya. Aku selalu menengadahkan wajah ke langit, membiarkan hujan menerpa wajah ini. Wajah yang selalu bertanya akan mengapa hujan yang selalu turun di bulan november yang sebelum pertanyaanku dibungkam dengan jawaban sebegitu adanya, wajah yang tak pernah mengenal bahasa takut sebelum hujan dibicarakan dengan nada menakutkan menyerang bagai virus yang mematikan. Saat dewasa aku tak lagi bertelanjang dada, tak lagi tertarik pada sudut kampung dengan perayaan hujan. Saat hujan aku menikmati sudut kamarku, sembari merayakan kerinduan pada kekasih, kekasih yang dua hari telah kutemui, menulis pesan singkat rindu, menggambarkan kerinduan pada jumlah rintik hujan, tersipu, pipi merona, pada kekasih yang membalas pesan singkat menyambut rinduku. Kedewasaan menyapu ingatanku pada masa kanak-kanak, pada masa caraku merayakan hujan dan memahami kebahagiaan

Review film bohemian

Hingga jam begini masih terjrbak di rumah kopi, akhirnya bisa selesai review film Bohemian Rhapsody. (Amatir) Cekz sound!!! Saya sudah mentradisikan setiap hari minggu untuk menonton film yang sementara diputar di bioskop. Film Bohemian Rhapsody mendapatkan gilirannya diminggu ini, Film biopik yang mendramatisasikan Freddie Mercury Vokalis Band Queen, ingat Queen ingat Freddie. Penggambaran Freddie Mercury dalam film Bohemian Rhapsody yang sebelumnya digarap oleh Bryan Singer yang dipecat dan akhirnya digantikan oleh Dexter Fletcher. Sebelum menonton film ini, saya membaca review beberapa media yang menulis bahwa film yang menggambarkan sosok Freddy Mercury jauh dari kenyataannya. Karier awal bermusik, konflik teman-teman satu band, hingga konflik keluarga dianggap tidak utuh. Film tersebut dianggap hanya kesuksesan Rami Malek (pemeran Freddy) berakting, bahkan gigi tongkosnya Rami tak mirip, dan dianggap murahan. Sebelum menonton saya membaca reviewnya terlebih dahulu dari beberap

Ekspedisi Soputan

Ekspedisi Soputan Foto : Otw Soputan Foto : Pinus 1  2 Foto : camp Pinus 2 foto : Pinus 2 Foto : Pemandangan Soputan Foto : Pinus 2 Foto : Otw Puncak Soputan Foto : Soputan foto : tim ekspedisi Soputan Generasi 07 BTPNM foto : Soputan Foto : Otw Puncak Foto : Camp